Cara Menentukan Harga Jual Makanan – Memang pada dasarnya untuk membuka usaha, kita membutuhkan modal terlebih dahulu. Namun bukan hanya itu saja sebenarnya, ada juga beberapa poin-poin penting lain yang harus diketahui, khususnya bagi para pemula yang ingin terjun di dunia bisnis.
Bagi kalian para pemula, mungkin membuka usaha jual makanan bisa menjadi pilihan utama. Kalian bisa memulainya dengan menjual makanan ringan atau makanan siap saji. Bisnis satu ini tentunya tidak membutuhkan modal yang besar seperti halnya membuka warung makan, Cafe atau restoran.
Seperti kami sampaikan tadi bahwa modal bukan menjadi poin terpenting ketika merintis sebuah usaha. Namun riset pasar dan juga penentuan harga jual tentu harus diperhatikan juga. Nah disini kami akan membagikan informasi mengenai cara menentukan harga jual makanan dan apa saja faktor penentunya.
Faktor penentu ini juga nantinya akan menjadi acuan kita menentukan berapa sih harga jual yang pas. Baiklah tanpa berlama-lama lagi lebih baik langsung saja kita simak informasi terlengkap mengenai cara menentukan harga jual makanan dan faktor penentu harga jual makanan yang telah trikves.com siapkan berikut ini.
Faktor Penentu Harga Jual Makanan
Sebelum masuk ke pembahasan utama mengenai cara menentukan harga jual makanan, pertama kami akan bahas lebih dulu mengenai faktor penentu harga jual makanan. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Target Pasar
Harga jual tentu harus mengikuti target pasar yang ingin kalian sasar. Harga jual untuk orang kantor sudah pasti berbeda dengan bisnis kuliner yang menarget para mahasiswa. Pelaku usaha perlu mempertimbangkan harga porsi makan yang lebih besar dengan harga terjangkau untuk dijual ke mahasiswa agar bisa laris manis.
Tak hanya itu saja, lokasi juga sangat menentukan. Wilayah perumahan elite biasanya menawarkan harga makanan yang lebih tinggi dibanding wilayah perumahan padat penduduk. Tentu saja produk makanan yang dijual harus kalian sesuaikan.
2. Hitung Biaya Modal dan Ongkos Produksi
Poin kedua ini juga tidak kalah penting, pasalnya harga jual akan selalu berkesinambungan dengan biaya-biaya yang mengikutinya. Biaya modal ini dihitung dari semua bahan baku yang diperlukan untuk membuat produk makanan.
Modal perlu ditambah dengan ongkos produksi, jika perlu mengolah makanan dengan digoreng, kalian perlu menambah biaya pembelian gas yang digunakan. Jangan lupa untuk menambahkan biaya distribusi ke dalam harga jual kalian.
3. Ketahui Harga Pesaing
Lalu faktor penentu berikutnya adalah dengan mengetahui harga pesaing atau kompetitor kalian. Dari harga jual tersebut kalian bisa membuat harga yang lebih murah untuk menarik pelanggan. Selain itu, mengetahui harga jual pesaing juga bisa membuat kalian menyediakan paket makanan yang mengedepankan Value For Money.
4. Patok Persentase Keuntungan
Sebagai para pelaku bisnis, kalian juga perlu mengetahui berapa nilai keuntungan yang ingin didapat. Sejumlah pelaku usaha biasanya mematok antara 5-10% di awal bisnis mereka, kemudian mulai menaikkannya hingga batas tertentu.
Persentase keuntungan pun perlu melihat dari kondisi bisnis dan keuangan dari target pasar. Ketika perekonomian sedang turun, banyak orang menahan uangnya untuk membeli makan yang terlalu mahal. Jadi pastikan kalian dapat melihat kondisi tersebut.
5. Beri Value Tambahan
Value atau nilai tambah dalam bisnis makanan juga dapat berpengaruh pada harga jual. Tempat kuliner yang menawarkan kenyamanan biasanya memiliki harga yang lebih tinggi, seperti halnya Cafe dengan akses Wifi, colokan listrik dan toilet bersih. Alangkah baiknya lagi jika tempat makan tersebut memiliki spot foto yang instagramable. Tentu kalian dapat menambahkan ke dalam biaya makanan yang dijual.
Cara Menentukan Harga Jual Makanan
Setelah mengetahui beberapa faktor penentu harga jual makanan diatas, selanjutnya kita masuk ke poin utama yaitu cara menentukan harga jual makanan. Perhitungan lebih detail tentu harus dilakukan dalam menentukan harga jual makanan. Nah adapun rumus yang bisa kalian kalian gunakan adalah sebagai berikut.
1. Markup Pricing
Dalam istilah markup pricing, kalian hanya perlu menambahkan persentase keuntungan yang ingin didapatkan. Persentase keuntungan ini bisa didapat dari seluruh biaya modal yang dikeluarkan di awal.
Berikut rumus markup pricing:
- Harga jual = biaya bahan baku modal + (biaya bahan baku modal x markup)
Contoh, kalian ingin menjual minuman kopi susu dengan modal Rp 10.000. Persentase keuntungan yang ingin dicapai adalah 20 persen. Jadi, kalian perlu menjual kopi susu dengan harga sebagai berikut:
- Harga jual = Rp 10.000 + (Rp 10.000 x 20%)
- Harga jual = Rp 12.000
2. Margin Pricing
Metode margin pricing membuat kalian wajib menentukan dulu harga jual yang ingin dipatok. Setelah itu, baru menghitung harga margin yang kalian dapatkan. Harga ini bisa dinilai apakah sudah sesuai dengan target pasar yang disasar.
Berikut rumus margin pricing:
- Margin = (Harga jual – Harga modal) / harga jual
Contoh, kalian ingin menjual ayam geprek dengan modal Rp 10.000. Lalu, harga jual yang ditetapkan adalah Rp 20.000. Berikut harga margin yang kalian dapatkan:
- Margin = (Rp 20.000 – Rp 10.000) / Rp 20.000
- Margin = 50%
Berikutnya yaitu dengan mengecek target pasar dan kompetitor yang memasarkan produk serupa. Analisis margin tersebut apakah sudah sesuai atau masih terlalu kemahalan.
3. Harga Bundling
Bundling adalah cara memasarkan lebih dari satu produk dalam satu harga. Biasanya harga bundling lebih rendah dibandingkan saat pembeli membeli produk-produk tersebut secara satuan. Menentukan harga bundling juga perlu mengalikan dengan total produknya.
Rumus harga bundling:
- Harga jual = (modal x jumlah produk) – dengan potongan harga
Kalian bisa menjual kopi susu dengan harga jual per gelas Rp 10.000. Lalu, kalian ingin membuat harga bundling 2 kopi susu tersebut. Untuk membuat harganya lebih menarik, kalian bisa mengurangi biaya modal senilai Rp 1.000
- Harga bundling = (Rp 10.000 x 2) – Rp 1.000
- Harga bundling = Rp 19.000
Mungkin keuntungan yang didapatkan lebih kecil. Akan tetapi metode bundling membuka potensi untuk menjual lebih banyak. Dengan begitu, keuntungan kalian pun bisa lebih besar.
4. Keystone Pricing
Lalu ada juga penetapan harga yang sudah pasti, atau biasa dinamakan Keystone Pricing. Metode ini mungkin masih jarang dilakukan di bisnis kuliner. Akan tetapi tidak ada salahnya jika kalian mempraktikkannya di bisnis makanan. Biasanya beberapa reseller makanan menerapkan metode ini untuk memasarkan produk ke pelanggannya.
Sebagai contoh, harga jual yang ditetapkan adalah 50% dari harga modal. Ketika harga modal kalian Rp 10.000, berarti harga jual yang ditetapkan adalah Rp 20.000. Biarpun demikian, metode ini masih memiliki kekurangan, seperti sulit membuat harga bundling dan cenderung ditinggalkan ketika pelanggan menemukan harga yang lebih murah.
Akhir Kata
Nah itulah beberapa informasi lengkap yang dapat kalian simak diatas mengenai cara menentukan harga jual makanan dan juga faktor penentunya. Baiklah, mungkin hanya ini saja yang dapat trikves.com sampaikan, semoga pembahasan diatas bisa bermanfaat dan menambah wawasan kalian semua.